Sunday, 13 October 2013

AMANAH KEPIMPINAN

Sedutan dari:

Khutbah Iedul Fitri, 1 Syawal 1434 H - 08 Agustus 2013
Masjid Salman Institut Teknologi Bandung

Memelihara Amanah Kepemimpinan

Prof. Dr. Miftah Faridl

 ......Padahal kepemimpinan yang ada pada manusia hanyalah semata-mata anugrah dan sekaligus amanah dari Allah.
Manusia hanya bertugas merawatnya secara adil dan benar. Tak perlu berambisi mempertahankannya, apalagi jika dilakukan dengan cara-cara yang dapat mengganggu kebersihan amanah. Ingatlah bahwa kepemimpinan merupakan keputusan Allah yang diberikan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Jabatan dan kepemimpinan tidak selalu identik dengan kemuliaan. Banyak orang yang punya jabatan tapi tidak punya kemuliaan. Dan tidak sedikit orang yang mempunyai kemulyaan walaupun tanpa jabatan dan kedudukan. Kita tak perlu dan tidak boleh memaksakannya hingga harus melakukan segala cara yang belum tentu dibenarkan Allah dan Rasul-Nya. Kemenangan dan kekalahan dalam urusan jabatan kepemimpinan hanyalah proses yang ada pada wilayah kemanusiaan. Allah dapat saja menguji dengan kemenangan, padahal sesungguhnya Allah sendiri tak ridha dengan kemenangan itu.
Demikianlah Allah mengingatkan kita dalam Alqur’an (3:26): ”Wahai Zat yang Maha Kuasa di atas segala yang berkuasa. Engkau berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki. Engkau renggut kekuasaan dari orang yang Engkau kehendaki, Engkau berikan kemuliaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau berikan kehinaan kepada orang yang Engkau kehendaki dengan kekuasaan-Mu yang mulia. Engkau bisa berbuat apa saja sesuai dengan yang Engkau kehendaki.”
Kepada shahabat Abu Dzar RA, Rasulullah SAW menyampaikan: ”Wahai Abu Dzar Sesungguhnya jabatan kepemimpinan itu adalah amanah. Dan setiap amanah kepemimpinan akan melahirkan penyesalan dan kesedihan, kecuali bagi mereka yang mengambilnya dengan cara yang baik dan dapat melaksanakan kepemimpinan itu dengan baik”. (HR. Bukhari)
Beliau SAW mengingatkan umatnya akan bahaya kehancuran yaitu apabila sesuatu urusan diserahkan kepada mereka yang bukan ahlinya. Beliau SAW berpesan, ”Ingatlah tunggu tanggal kehancurannya. Apabila amanat disia-siakan, tunggulah tanggal kehancurannya”. Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan menyia-nyiakan amanat?” Nabi SAW bersabda: ”Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggu tanggal kehancurannya.”. (HR. Bukhari). Beliau juga berpesan: ”Barangsiapa yang menyerahkan urusan kaum muslimin kepada seseorang, padahal ada orang lain lebih pantas memegangnya, maka ia telah berhianat kepada Allah dan kepada Rasulullah.”. (HR. Hakim)
Selain kemampuan sesuai dengan bidang garapannya serta terdiri dari orang-orang yang terbaik dari yang ada, pemimpin itu hendaknya dicintai rakyat yang dipimpinnya dan berpihak untuk membela rakyat yang dipimpinnya. Rasulullah bersabda: ”Sebaik-baik pemimpin kamu adalah mereka yang kamu cintai dan mereka pun cinta kepadamu. Kamu hormat kepada mereka dan mereka pun hormat kepada kamu. Dan sejelek-jelek pemimpin kamu adalah mereka yang kamu benci dan mereka pun benci kepada kamu. Kamu melaknat mereka dan mereka pun melaknat kamu.”. (HR. Hakim)

Amanah yang perlu dipikul dengan sebaik mungkin
Banyak aspek yang mesti diteliti
Pengorbanan yang bukan sedikit
Kau adalah milik rakyat
Rakyat memerlukan kepimpinanmu
Maka lakukanlah yang terbaik
Allah bersamamu