Membentuk Keluarga Pejuang
Di tengah derasnya arus budaya sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) dan kapitalis (materialistis), umat Islam harus berjuang keras untuk mempertahankan ajaran Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Musuh-musuh Islam terus berusaha menghancurkan umat Islam melalui perang terselubung di medan pemikiran dan aqidah. Tujuannya untuk menghancurkan agama lewat bobroknya hati para pemeluknya, rusaknya moral dan akhlaq, hilangnya kepribadian, terjajahnya akal dan kemudian memisahkan umat Islam dari ajaran Islam. Serangan itu disalurkan melalui satelit parabola; kegiatan olahraga dan kesenian; majalah dan koran; syair, lagu dan film.
Selanjutnya, muncullah generasi Islam yang sesuai dengan keinginan para kolonialis. Generasi yang tidak memperhatikan perkara-perkara penting, lebih suka bersantai-santai, bermalas-malasan,dan selalu menuruti hawa nafsunya dengan cara apapun. Mereka melakukan segala sesuatu demi memenuhi hawa nafsu.
Oleh karena itu, kita harus berusaha keras agar setiap keluarga muslim memiliki kesadaran untuk menjadi keluarga pejuang, yang menjaga sinar Islam tetap memancar dan melawan setiap gerakan pemurtadan.
Keluarga Abu Bakar Mensukseskan Hijrah
Peristiwa hijrah yang menjadi tonggak peradaban Islam, karena Islam diterapkan dalam suatu Negara berdaulat (Daulah Islamiyah Madinah), ternyata tidak bisa dilepaskan dari peranan keluarga Abu Bakar ra yang luar biasa. Abu Bakar terpilih menjadi sahabat yang mendampingi rasul yang terakhir hijrah. Ketika menghindari kejaran kafir Quraisy, mereka berdua bersembunyi di gua Tsur selama 3 hari.
Persembunyian mereka berdua dibantu oleh anak-anak Abu Bakar yang harus siap menerima risiko dibunuh jika ketahuan pihak musuh. Setiap hari, Asma binti Abu Bakar menjadi pemasok makanan, dan Abdullah bin Abu Bakar menjadi informan (tentang perkembangan keadaan di Mekkah dan pengejaran Quraisy). Setelah keadaan aman, merekapun melanjutkan perjalanan sampai ke Madinah.
Ibu mereka sungguh mulia karena mampu mendidik anak-anaknya menjadi orang yang berani menolong rasululloh saw. Istri Abu Bakar adalah isteri teladan yang mendukung perjuangan suaminya meskipun harus mengorbankan nyawanya.
Ummu Syuhada Khansa memberi dorongan dan nasehat kepada 4 puteranya yang akan berjihad. Kemudian dibacakan satu ayat dari surah Ali Imran, “Wahai orang yang beriman! Sabarlah, dan sempurnakanlah kesabaran itu, dan teguhkanlah kedudukan kamu, dan patuhlah kepada Allah, mudah-mudahan menjadi orang yang beruntung.” Putera-putera Khansa khusyuk mendengar nasihat ibu yang disayanginya, dan mereka tidak sedikitpun merasa takut untuk merebut kesempatan masuk surga.
Putra pertama sambil berperang bersyair, “Hai saudara-saudaraku! Ibu tua kita yang banyak pengalaman itu, telah memanggil kita semalam dan memberikan nasihat. Semua mutiara yang keluar dari mulutnya bermakna dan bermanfaat. Insya Allah akan kita buktikan sebentar lagi.”
Anak kedua menghadang setiap musuh sambil bersyair, “Demi Allah! Kami tidak akan melanggar nasihat dari ibu kami. Nasihatnya wajib ditaati dengan ikhlas dan rela hati. Segeralah bertempur, segeralah bertarung dan menggempur musuh-musuh bersama-sama. Sehingga kau lihat keluarga Kaisar musnah.”
Anak ketiga melompat dan bersyair, “Sungguh ibu kami kuat keinginannya, tetap tegas tidak goyah. Beliau telah mengingatkan kita agar bertindak cakap dan berakal cemerlang. Itulah nasihat seorang ibu terhadap anak-anaknya. Mari! Segera memasuki medan tempur dan segeralah untuk mempertahankan diri. Dapatkan kemenangan yang bakal membawa kegembiraan di dalam hati. Atau tempuhlah kematian yang bakal mewarisi kehidupan yang abadi.”
Anak keempat menghunus pedang sambil bersyair, “Bukanlah aku putera Khansa’, bukanlah aku anak laki-laki. Dan bukanlah pula karena ‘Amru yang pujiannya sudah lama terkenal. Kalau aku tidak membuat tentara asing yang berkelompok-kelompok itu terjungkal ke jurang bahaya, dan musnah musuh oleh senjataku.”
Bertempurlah keempat putera Khansa dengan tekad yang bulat untuk mendapatkan surga diiringi doa munajat ibunya yang berada di garis belakang. Kemudian tentara Islam datang menemui Khansa memberitahukan bahwa keempat anaknya telah menemui syahid. Al-Khansa menerima berita itu dengan tenang, gembira, hati tidak goyah, dan berkata, “Segala puji bagi Allah, yang telah memuliakanku dengan mensyahidkan mereka, dan aku mengharapkan dari Tuhanku, agar mengumpulkan aku dengan mereka di tempat tinggal yang kekaldengan rahmat-Nya!”.
Khansa adalah ibu yang sukses mengantar anak-anaknya ke pintu surga.
Tips Membentuk Keluarga Pejuang
Keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah mampu memahami bahwa tujuan hidup di dunia bukan hanya sekedar makan, minum dan bersenang-senang semata, melainkan tujuan utamanya adalah beribadah kepada Alloh, mentaatiNya, menjalankan perintahNya dan menyeru kepadaNya. Alloh berfirman: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Alloh, mengerjakan amal yang soleh dan berkata sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri”. (QS Fushilat: 33).
Ibnul Qoyyim berkata: “Seseorang tidak akan menjadi pengikut Muhammad saw secara benar, hingga ia menyeru kepada apa yang diserukan beliau berdasarkan ilmu”. Alloh berfirman: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka adalah orang-orang yang beruntung” (QS Ali Imron: 104). Kehidupan rosul adalah kehidupan dakwah.
Jadi orang tua yang sholeh akan memompa semangat dakwah kepada anak-anaknya dalam suasana rumah tangga yang harmonis. Di tengah arus kehidupan yang tidak Islami, orangtua harus kreatif dan tidak membuat anak merasa tertekan dan terpaksa menjadi keluarga pejuang. Beberapa tips membentuk keluarga pejuang:
1. Tanamkan ketaqwaan dengan aqidah dan ajaran Islam yang benar pada anak.
2. Memberikan harta yang halal untuk menanamkan kejujuran dalam diri anak.
3. Mengenal karakter anak agar dapat memilih cara pendekatan yang tepat dalam memberi masukan dan mengingatkan.
4. Sering ingatkan anak dengan ayat/hadits melalui telephon atau sms, untuk memotivasi anak agar tetap konsisten dan bersemangat dalam berdakwah.
5. Dorong anak mengikuti perkembangan Islam dan umatnya melalui berita lewat TV,Radio atau Koran, kemudian diskusikan dengan sudut pandang Islam.
6. Perkuat nafsiyah islamiyah anak dengan melaksanakan sholat berjamaah, qiyamul lail, puasa sunnah dan tadarus al-Qur’an bersama-sama. Buat kegiatan harian Islami anak.
7. Buat kajian shirah Rasul dan sahabat diantara anggota keluarga, untuk meneladani semangat juang dan kerelaan berkurban di jalan Allah.
8. Sering menghadiri acara ke-Islaman agar mendapat suntikan energi dan semangat juang.
9. Berikan predikat kepada anak dengan sering mengatakan kepadanya: “Kamu adalah pejuang Islam”. Hal ini menjadi energi positif untuk mewujudkannya.ar benar-benar menjadi pejuang.
10. Sortir tontonan TV dan bacaan anak-anak agar terseleksi informasi yang akan mempengaruhi pikiran dan perasaannya. Yang dilarang adalah yang dapat merusak aqidahnya
11. Tumbuhkan sikap berani karena benar, kemandirian dan kepemimpinan.
12. Buatlah komunitas remaja Islam dengan teman-teman yang sholeh. Karena anak butuh teman untuk menjadi tempat bertukar pikiran atau curhat.
13. Ajak anak membuat rencana dakwah bersama teman-temannya untuk mewarnai lingkungan sekitar rumah.
14. Diskusikan target dakwah yang mampu dicapai anak, misalnya menyebarkan bulletin dakwah, undangan kegiatan ke-Islaman, dll kepada teman sekolah, teman rumah atau guru.
15. Buatlah perpustakaan rumah untuk mendorong minat baca anak sehingga wawasannya menjadi luas.
16. Buatlah mading keluarga untuk menumbuhkan kreativitas dan ketajaman anak dalam memperhatikan sesuatu yang penting, dan menjadi sarana untuk saling menasehati dalam kebenaran.
17. Anak harus mengikuti halaqoh tahfizh qur’an.
18. Mengasah kepedulian anak terhadap fakir miskin, dengan membuat tabungan untuk disalurkan kepada lembaga dakwah atau lembaga sosial.
Selamat berjuang membentuk keluarga pejuang. Allohu Akbar!
Ummu Hafizh